"Hidup diKandung Adat - Mati Dikandung Tanah" Begitulah kata orang di Negeri Sembilan, terutama mereka yang dibesarkan didalam lingkungan adat perpatih. Saya kurang setuju dengan kata sebegini. Seharusnya jika adat-perpatih yang dikatakan "adat bersendikan syarak" maka seharusnya "Hidup diKandung Iman" . Mati dikandung tanah sudah lazimnya, melainkan mati ditengah laut, atau mati dibaham binatang liar atau ditelan buaya dimuara sampai tulang rangka pun tak tahu mana kuburnya.
Tanggal 27hb Disember 2008 , maka mangkatlah YDPB Negeri Sembilan Almarhum Tuanku Jaafar. Jadi disini dalam ehwal melantik penganti Almarhum Tuanku Jaafar maka adatlah yang dikandung bagi menentukan dikalangan anak raja yang empat bagi mengantikan YDPB yang telah mangkat. Dato Undang yang empat, kuasa adat ditangan merekalah yang menentukan siapa pengantinya.
Tanggal 29hb Disember 2008 bersamaan 1 Muharram tahun Hijrah 1430, dimasyhurkan Tuanku Muhriz ibni Almarhum Tuanku Munawir menjadi YDPB Negeri Sembilan yang kesebelas. Bak kata perpatah melayu " sirih pulang ke ganggang" bagai " sembilang pulang ke lubuk".
Daulat Tuanku!!
No comments:
Post a Comment